Kuningan, Jawa Barat
Saya akan
menjelaskan tentang daerah saya yaitu Lingkungan Pasapen yang berada di Kota
Kuningan, Jawa Barat. Tapi, sebelum menjelaskan tentang daerah saya tak salah
juga kan kita tahu dulu sejarah Kota Kuningan.. Nah ini dia sejarahnya dari
Kota Kuningan..
Sejarah
Kota Kuningan (Kota Kuda)
Ada beberapa
kemungkinan tentang asal nama kota Kuningan. Salah satunya berasal dari nama
jenis logam, yaitu kuningan. Kuningan adalah jenis logam yang terbuat dari
bahan campuran berupa timah, perak, dan perunggu. Jika dibersihkan dan diberi
warna indah logam kuningan itu akan berwarna kuning mengkilap seperti emas
sehingga benda dibuat dari bahan ini akan tampak bagus dan indah.
Di Sangkanherang,
dekat Jalaksana sebelum tahun 1914 ditemukan beberapa patung kecil yang terbuat
dari kuningan. Benda-benda yang terbuat dari kuningan it juga disukai pula oleh
sejumlah masyarakat Sunda, Jawa, Melayu, dan beberapa kelompok masyarakat di Nusantara
umumnya.
Di daerah Ciamis
dan Kuningan sendiri terdapat cerita legenda yang bertalian dengan bokor
(tempat menyimpan sesuatu di dalam rumah dan sekaligus sebagai barang
perhiasan) yang terbuat dari logam kuningan. Kedua cerita legenda dimaksud
menuturkan tentang sebuah bokor kuningan yang dijadikan sebagai alat untuk
menguji tingkat keilmuan seorang tokoh agama.
Diberi nama
kuningan karena ada seorang Raja yang tidak menyangka karena Sang Puterinya
hamil. Dengan gelap mata Raja tersebut marah dan menendang bokor kuningan, kuali,
dan penjara besi itu jatuh di tempat yang berbeda. Daerah yang tempat jatuhnya
bokor kuningan, kemudian diberi nama kuningan yang terus berlaku sampai
sekarang. Tempat jatuhnya kuali (yang dalam bahasa sunda kawali) dinamai Kawali
(sekarang kota kecamatan yang termasuk ke dalam daerah Kabupaten Ciamis dan
terletak antara Kuningan dan Ciamis sekitar 65 km sebelah selatan kota Kuningan),
dan daerah tempat jatuhnya penjara besi dinamai Kandangwesi (kandangwesi
merupakan kosakata bahasa Sunda yang artinya penjara besi) terletak di daerah Garut
Selatan.
Menurut tradisi
lisan legenda Kuningan yang lain, sebelum bernama Kuningan nama daerah ini adalah
Kajene. Kejene katanya mengandung arti wrana kuning melambangkan keagungan dalam
masyarakat Nusantara (menurut bahasa Jawa). Berdasarkan bahan bokor kuningan
dan warna kuning itulah, kemudian pada masa awal islamisasi daerah ini dinamai
Kuningan. Namun keontetikan Kejene sebagai nama pertama daerah ini patut
diragukan, karena menurut naskah cerita Parahyangan sumber yang tertulis yang
disusun di daerah Ciamis pada akhir abad ke-16 Masehi, Kuningan sebagai nama Kerajaan
telah dikenal sejak awal Kerajaan Galuh, yakni sejak akhir abad ke-7 atau awal
abad ke-8 Masehi. Sementara itu wilayah Kerajaan Kuningan terletak di Kabupaten
Kuningan sekarang.
Sedangkan lambang
Kota Kuningan yaitu Kota Kuda, yang bermakna semangat dinamis, konstruktif,
sportif, semangat menegakkan keadilan, melenyapkan kebathilan, sanggup berjuang
membangun dan bertaqwa kepada Allah SWT untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Arti
Unsur-unsur Lambang Daerah
Dasar
Perisai berbentuk lambang Negara kesatuan
Republik Indonesia berarti tenang, penegak keamanan Pancasila dan UUD 1945
serta lambang keadaan yang selalu aman, tentram, dan sejahtera.
Kuda
jantan
Melmbangkan sifat
masyrakat Kuningan yang dinamis, konstruktif, sportif, semangat menegakkan
keadilan, melenyapkan kebathilan, sanggup berjuang membangun dan bertaqwa
kepada Allah SWT untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dalam sejarah perjuangn leluhur Kuningan dan masa gerilya dalam Kabupaten
Kuningan, Kuda digunakan sarana angkutan juga di gunakan sebagai alat
perjuangan serta terkenal dengan leutik-leutik kuda kuningan
(kecil-kecil kuda kuningan).
Gunung
ciremai
Menunjukan
kuningn berada di kaki Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat dengan
tanahnya yang subur, udaranya sejuk dan nyaman, cocok untuk daerah wisata.
Air
sungai lima gelombang
Melambangkan
bahwa Kabupaten Kuningan memiliki lima sungai yang besar, yaitu Cisanggarung,
Cijolang, Cisande, Cijangkelok dan sungai Citaat.
Bokor
kuning
Melambnagkan
sejarah lahirnya Sang Adipati Kuningan yang kemudian menjadi Kepala
Pemerintahan pertama di Kuningan pada tanggal 1 April 1498. Bokor kuning
diartikan juga sebagai lambang lahirnya pemerintah Kabupaten Kuningan pada tanggal
1 September 1498.
Padi
Melambangkan
kesuburan di bidang pangan
Kapas
Melambangkan
kesuburan di bidang sandang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar